Tuesday 27 July 2010

Langit Ludahiku


langit hari ini meludahiku;
tubuhku kuyup meringis;
gelapkan putihan kain;
merobek putihan kertas yg ku pikul;

butiran air awan;
beriak embunkan pandangan;
bercucuran dalam kacamata jalanku;
mendekatkan pandangan yang jauh;

kulitku teriak;
tergores angin jalanan;
sementara perutku;
menyanyikan lagu pelajaran;

menggigil;
hingga gigiku bersuara;
menggetarkan pilu;
menyuarakan kepedihan;

waktuku berjatuhan;
entah kemana;
mendayung dirinya sendiri;
mencari tanah ketenangan;

Friday 23 July 2010

Tawa Sang Raja


tak kuasa ku lihat;
tawa sang raja;
yg panaskan tanah bebatuan;
tunundukan daun-daun ketegaran;

baju kusam ini terlalu segan;
bertemu sinar sang raja;
hanya kerutan kening;
yang meronta lumpuh kering;

jalananpun berbisik;
memanggil keteduhan;
walau roda kehidupan;
trus bergulir di atasnya;

kakek tua itupun lusuh;
meresapi pancaran sang raja;
'sungguh panas hari ini';

sembari mengusap keringat;
yang berjatuhan diwajah;
karena pikulan kewajiban;
tuk penenang hatinya;

memang benar manusia lupa bersyukur;
siapapun;
disaat sang raja muncul;
pinta mereka;
hanya inginkan langit menangis;


sungguh aneh;
ini nyatanya hidup;
slalu mengeluh;
hanya memeluk ketidakadilan;

Wednesday 21 July 2010

Terimakasih Tuhan..

Tuhan..
terimakasih,,
KAU tlah melukis mata itu..
tatapannya mengendap masuk..
lewati jendela hatiku..

menerangi jiwaku..
yang luluh..


berikanku harapan..
tentang makna ketulusan..
berikanku nafas..
tuk melangkah dalam tema..

Tuhan..
terimakasih..
KAU tlah ciptakan senyum itu..
yang bawaku terbang..
lewati bintang-bintang..

antarkan impian,,
ketika ku terjaga,,
berikan pijakan,,
ketika ku terjatuh,,

kilaumu..
terangi keyakinan..
buramkan kegundahan..

indah..
saat kau peluk mesra tubuh ini..
dan kau ucapkan kata itu..
'kau jangan kemana-mana'
'aku tak ingin kau hilang'


Tuhan..
Terimakasih..
karena KAU tlah izinkanku..
berjuang untuknya..

Tuesday 20 July 2010

entahlah..

entahlah..
lamunanku ini..
mengupas makna..
tentang hidupku..
dan kehidupanku..

membisu..
meronta..
terpana..
terperanjak..

lari dari nyataku..
itu tak mungkin.
kembali dalam konsepku pun
tak mungkin..

entahlah..
nuraniku ini..
bukan waktu..
yang terus berlari..
mengejar sang akhir..

berkedip..
seiring suara kelam..
bernyanyi..
memanggil bayanganku..
yang trus menjauh..
lewati senyuman bintang-bintang..

jantungku berdetak..
karenamu..
tanganku melambai..
hanya untukmu..

walau ku tak mengerti..
tapi ini nyataku..
yang trus berlayar..
lewati ombak kehidupan..

Sunday 18 July 2010

api ini kau dinginkan


pagi ini,,
kembali ku terduduk di beranda..
menatap sunyi,,
menemani sang sepi..

apa ini aku..
apakah ini diriku..
apakah ini jiwaku...
seperti inikah??

bisakah kau berhenti..
membuatku terdiam..
aku tahu,,
kau tak terima tentangku..

daun itu menguning saat ku lewat..
matahari itu redup saat ku menatap..
rembulanpun enggan menampakan diri,,
karna ku..dan jiwaku.

hanya seperti itukah dirimu..
menganggapku sebuah kerusakan..
hingga api ini kau dinginkan..

aku hanya ingin di terima..
dalam semua titik koma kehidupanku..
seperti putaran sang mentari..
yang slalu diterima oleh sang langit.

akhirilah..
jika itu buatmu tersenyum..
agar dalam detikmu..
tak ada lagi sakit karenaku..

Saturday 17 July 2010

Hujan Doa Sang Senja


Selimut dari pakaianku, musnah karena gelap,
Perlahan, tubuhku berbentuk tanah,

perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terjelas langkah-langkah terakhir itu,

aku sendirian...

di tempat gelap yang tak pernah terbayang,


Aku menunggu,

Tunggu akhir kegilaanku…
Payah sungguh kini ku selalu,

Paksakan keadaanku,


Selayaknya…biarkanlah
,
Aku jalani sendiri Jalan-jalan itu
Sempit atau luas
Biarkanku…

Dalam benakku sebuah tangan melambai,
Terulur bergetar mengusap kepalaku,

Kusambut tangan itu,

Dan kucium penuh takzim,
Telunjuknya mengarah ke langit biru berawan:
”Lihatlah, layang-layang terbang karena tantangan angin”

Senyumnya meredakan badai di jantungku
,
”Jalani hidupmu dengan tenang dan sabar,

Carilah kemudahan itu di ujung kesukaran”


Suaranya parau dihisap usia dan deraan angin,

“Kau tampak lelah cucuku,
tidurlah
Ciptakan mimpi-mimpi indah dalam lelapmu,
Wujudkan mimpi itu saat kau jaga",

Tuhanku...Aku mohon, janganlah pimpin putera2ku,
di jalan yang mudah dan lunak,
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan,

kesulitan dan tantangan.

Biarkan putera2ku belajar
untuk tetap berdiri di tengah badai,
dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri",

tak sepertiku..
yang hanya menengadah ketika langit menangis,
yang hanya tertelungkup ketika dingin menjemput gelap.

Wednesday 14 July 2010

Sejenak Tersentak Sayap Jiwa Sang Sepi


pagi ini memang benar-benar sepi
hanya angin yang meringis menghembuskan nafas sendu
aku yang duduk terpaku
memangku sebuah butiran-butiran huruf sang ksatria

Kumendengar gemericik nyanyian keagungan yang menenangkan jiwa
Membentuk sebuah simponi alam dalam kegelapan
Seperti memainkan lagu sendu

Diantara kekosongan jiwaku


Dalam kegelapan langit ..

Kurindukan mentari dengan cahayanya yang cemerlang

Merasuk masuk kedalam jendela kaca

Mengirimkan simbol akan datangnya pagi

Menghentikan alur dari mimpi-mimpi manusia

Dalam dinginnya awan
Kuhentakan jemariku pada papan huruf kehidupan
Diiringi angin yang tertawa diantara hamparan

aku menyapa pada mentari yang bersembunyi menatap

bersama hembusan sang bayu

berhembus..
mematahkan ranting-ranting pilu
bermadah di kalbuku
kini, kuukir dengan pengharapan keindahan
menjadikan sebuah sosok yang teragungkan
dengan pahatan hidup ini

tuk menjaga keindahan itu.