Monday 11 October 2010

Hari Kita


By:Eful

Kemarin adalah kita;
hari ini juga kita;
menari merangkai jari;
terdiam terpanah rasa;

Tertatih - tatih ku merintih;
menjerit berontak perih;
tak ingin ku lepas jari ini;
tak ingin ku beranjak dari sini;

Langit biru mengarak kelabu;
Senjamu hangatkan bisu;
aku yang batu dan pilu;
kau redam,,kau senyumkan;

Peluk erat cintaku;
Seperti langit memeluk biru;
seperti langit memeluk hitam;
kita dan hari tak kan kelam;




11 Oct 08 - 11 Oct 09 - 11 Oct 10
------------------------- 4 3v3R-------------------------
(amiiin)


Tuesday 28 September 2010

Ironis


By:Eful

diantara desir tawa;
dan harum tangisan;
ku berkata dengan tinta maya;
mewakili titik jiwa nyata;

sungguh ironis memang;
ketika wajahku tertawa;
tapi hatiku menangis;
diatas alas narasi sadis;

bersikap seperti perumpamaan;
bersikap seperti kenyataan;
bersikap seperti ilusi;
hanya goreskan majas-majas sunyi;

logika tak lagi berwarna;
hanya butiran kusam tak bercermin;
bergerak mengalir indah;
menari diantara batu-batu keniscayaan;




Wednesday 15 September 2010

Gelap


By:Eful

Bersorak;
Beriak;
Titik - titik hitam;
Ketika terpejam;

Merasuk;
Mendekam kelam;
Berlari terdiam;
Mengejar kegelisahan;

Tak ada ruang;
Tak ada waktu;
Tak ada kiri;
Tak ada kanan;

Tak ada dimensi;
Tak ada imaji;
Hanya hentakan udara;
Berjejak, berpindah nada;


Sunday 5 September 2010

MAAF 1431


By:Eful

tanpa kata;
nafasku perlahan mengusir rembulan;
mengarak embun pada daun-daun;
yang enggan sirna karena hangatnya hari;

terdiam dan tertelungkup;
bahwa aku adalah kesalahan;
yang slalu meletakkan dunia di atas ubun-ubunku;
tak tertunduk malu pada ketukan pintu itu;

aku heran;
air mataku sendiri;
tlah menjadi jalan sunyi;
di antara samudera kemenangan;

bahkan coretanku ini;
tak lagi terlihat olehku;
hanya sebuah garis;
berselimut tinta kegelapan;

sejenak tersentak sayap jiwa sang sepi;
aku bersimpuh;
menyobek lembaran kesalahanku;
seperti kerikil yang tak pernah berkurang;

maaf;
ku slalu lupakan-MU;
padahal semua tentangku ini milik-MU;
padahal detik ini pun;
KAU bisa sirnakan tentangku;

maaf;
untukmu yang slalu ku panggil IBU;
ku hanya buatmu terbaring;
bersimbah air mata;
karena melihatku;

padahal;
kau slalu berikan senyuman;
dan nyanyian rindu;
hingga ku terlelap;

maaf;
untukmu yang slalu ku panggil AYAH;
karena ku hanya buatmu mengeluh;
menghela nafas panjang;
saat kau lihat langkahku;

padahal;
kau slalu sembunyikan pilu dengan senyummu;
kau manusia pertama yang ajarkanku;
tentang hidup, kehidupan dan perenungan;

yang lebih berat dari bumi adalah IBU;
yang lebih tinggi dari langit adalah AYAH;
maafkan daku anakmu;
yang tak berguna dalam hidup dan kehidupanmu;

Monday 30 August 2010

Merangkak



By:Eful

Jika kau lihat;
Celah jendela itu;
Jiwaku merangkak;
Antara luas dan batas;

Senyap....
Tak ada gemercik jawaban;
Karena tanyaku merangkak;
Dalam makna & tanda tanya;

Hampa...
Tanpa untaian suara;
Karena nadaku merangkak;
Di antara huruf A sampai Z;

Perlahan...
Tak ada langkah ataupun larian;
Karena hidupku merangkak;
Dalam bayang kehidupan;

Aku bukan lumpuh;
Hanya belajar berdiri dengan hari;
Agar ku bisa berjalan dalam keikhlasan;
Dan agar ku bisa berlari dalam arti;

Thursday 26 August 2010

GARIS


By:Eful


Tersenyum Lurus;
Simetris dengan kehidupan;
Seperti garis kursi lapuk;
Melintang menempuh sudut;

Horizontal dengan bualan;
Vertikal dengan Perenungan;

Di siku ini ku tertawa;
Di siku ini pula ku menangis;
Terdiam dalam derajat kebimbangan;
terluka dalam luas ketulusan;

Entahlah;
Ukuran apa yang pasti;
segaris dengan nurani;
atau berbanding terbalik;
dengan hati;

Air mata manusia;
Tlah jadi garis-garis beku;
tak lagi menjadi asap pilu;

dijendela ini;
dengan debu ini;
ku terbaring;
menatap matahari;





Monday 23 August 2010

Angka Kehidupan


Kemarin..
nyanyian sang waktu menyapamu'
menuntun pijakan langkah'
dalam lingkaran angka kehidupan'
yang trus bergerak bertambah'


Tenanglah kasih..
Indahmu slalu hadirkan hariku'
Matamu slalu terangi langkahku'
hingga mentari pun mengeluh'
karena sejuk sinarmu'

Cintaku...
Kita Bagai dua ilalang liar'
yang tumbuh di hamparan rumput halus'
dimana embun enggan beranjak'
dari selusur daunnya'
walau terik mentari hangat menyengat'


Kasihku...
Kita Adalah aroma tanah basah seusai hujan pagi'
yang meruap perlahan mendekati jendela terbuka'
pada bilik sepasang merpati'
yang lantas menghirup wanginya bersama'
sembari tersenyum simpul'
mengingat syahdu'
dengan rasa bahagia memenuhi dada'

Sayangku..
Kita seperti dua angsa putih berenang riang'
di danau tenang'
dengan sayap berkepak-kepak riuh'
yang membuat air beriak'
dan ikan-ikan didalamnya'
mendelik cemburu'
atau mungkin mendesah patah hati'

Dalam suara indahmu...
senantiasa kurasakan getar dawai cinta'
mengalun hingga pucuk langit tertinggi'
dan melambungkanku bagai kapas'
yang menari anggun dibalik pelangi'

Tetaplah seperti itu'
tersenyum disampingku'
temaniku mendayung rakit kehidupan'

Berpasrahlah kpd-Nya'
di hari Lahirmu kemarin'
Merenunglah'
dengan hari-hari yg tlah kau lewati'

Kau tahu?
Bahuku slalu tersimpan'
tuk menopang keluh serta air matamu'
Tetaplah Terbang Temaniku'
Hinggaplah kau dalam harapanmu'

Tuesday 27 July 2010

Langit Ludahiku


langit hari ini meludahiku;
tubuhku kuyup meringis;
gelapkan putihan kain;
merobek putihan kertas yg ku pikul;

butiran air awan;
beriak embunkan pandangan;
bercucuran dalam kacamata jalanku;
mendekatkan pandangan yang jauh;

kulitku teriak;
tergores angin jalanan;
sementara perutku;
menyanyikan lagu pelajaran;

menggigil;
hingga gigiku bersuara;
menggetarkan pilu;
menyuarakan kepedihan;

waktuku berjatuhan;
entah kemana;
mendayung dirinya sendiri;
mencari tanah ketenangan;

Friday 23 July 2010

Tawa Sang Raja


tak kuasa ku lihat;
tawa sang raja;
yg panaskan tanah bebatuan;
tunundukan daun-daun ketegaran;

baju kusam ini terlalu segan;
bertemu sinar sang raja;
hanya kerutan kening;
yang meronta lumpuh kering;

jalananpun berbisik;
memanggil keteduhan;
walau roda kehidupan;
trus bergulir di atasnya;

kakek tua itupun lusuh;
meresapi pancaran sang raja;
'sungguh panas hari ini';

sembari mengusap keringat;
yang berjatuhan diwajah;
karena pikulan kewajiban;
tuk penenang hatinya;

memang benar manusia lupa bersyukur;
siapapun;
disaat sang raja muncul;
pinta mereka;
hanya inginkan langit menangis;


sungguh aneh;
ini nyatanya hidup;
slalu mengeluh;
hanya memeluk ketidakadilan;

Wednesday 21 July 2010

Terimakasih Tuhan..

Tuhan..
terimakasih,,
KAU tlah melukis mata itu..
tatapannya mengendap masuk..
lewati jendela hatiku..

menerangi jiwaku..
yang luluh..


berikanku harapan..
tentang makna ketulusan..
berikanku nafas..
tuk melangkah dalam tema..

Tuhan..
terimakasih..
KAU tlah ciptakan senyum itu..
yang bawaku terbang..
lewati bintang-bintang..

antarkan impian,,
ketika ku terjaga,,
berikan pijakan,,
ketika ku terjatuh,,

kilaumu..
terangi keyakinan..
buramkan kegundahan..

indah..
saat kau peluk mesra tubuh ini..
dan kau ucapkan kata itu..
'kau jangan kemana-mana'
'aku tak ingin kau hilang'


Tuhan..
Terimakasih..
karena KAU tlah izinkanku..
berjuang untuknya..

Tuesday 20 July 2010

entahlah..

entahlah..
lamunanku ini..
mengupas makna..
tentang hidupku..
dan kehidupanku..

membisu..
meronta..
terpana..
terperanjak..

lari dari nyataku..
itu tak mungkin.
kembali dalam konsepku pun
tak mungkin..

entahlah..
nuraniku ini..
bukan waktu..
yang terus berlari..
mengejar sang akhir..

berkedip..
seiring suara kelam..
bernyanyi..
memanggil bayanganku..
yang trus menjauh..
lewati senyuman bintang-bintang..

jantungku berdetak..
karenamu..
tanganku melambai..
hanya untukmu..

walau ku tak mengerti..
tapi ini nyataku..
yang trus berlayar..
lewati ombak kehidupan..

Sunday 18 July 2010

api ini kau dinginkan


pagi ini,,
kembali ku terduduk di beranda..
menatap sunyi,,
menemani sang sepi..

apa ini aku..
apakah ini diriku..
apakah ini jiwaku...
seperti inikah??

bisakah kau berhenti..
membuatku terdiam..
aku tahu,,
kau tak terima tentangku..

daun itu menguning saat ku lewat..
matahari itu redup saat ku menatap..
rembulanpun enggan menampakan diri,,
karna ku..dan jiwaku.

hanya seperti itukah dirimu..
menganggapku sebuah kerusakan..
hingga api ini kau dinginkan..

aku hanya ingin di terima..
dalam semua titik koma kehidupanku..
seperti putaran sang mentari..
yang slalu diterima oleh sang langit.

akhirilah..
jika itu buatmu tersenyum..
agar dalam detikmu..
tak ada lagi sakit karenaku..

Saturday 17 July 2010

Hujan Doa Sang Senja


Selimut dari pakaianku, musnah karena gelap,
Perlahan, tubuhku berbentuk tanah,

perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terjelas langkah-langkah terakhir itu,

aku sendirian...

di tempat gelap yang tak pernah terbayang,


Aku menunggu,

Tunggu akhir kegilaanku…
Payah sungguh kini ku selalu,

Paksakan keadaanku,


Selayaknya…biarkanlah
,
Aku jalani sendiri Jalan-jalan itu
Sempit atau luas
Biarkanku…

Dalam benakku sebuah tangan melambai,
Terulur bergetar mengusap kepalaku,

Kusambut tangan itu,

Dan kucium penuh takzim,
Telunjuknya mengarah ke langit biru berawan:
”Lihatlah, layang-layang terbang karena tantangan angin”

Senyumnya meredakan badai di jantungku
,
”Jalani hidupmu dengan tenang dan sabar,

Carilah kemudahan itu di ujung kesukaran”


Suaranya parau dihisap usia dan deraan angin,

“Kau tampak lelah cucuku,
tidurlah
Ciptakan mimpi-mimpi indah dalam lelapmu,
Wujudkan mimpi itu saat kau jaga",

Tuhanku...Aku mohon, janganlah pimpin putera2ku,
di jalan yang mudah dan lunak,
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan,

kesulitan dan tantangan.

Biarkan putera2ku belajar
untuk tetap berdiri di tengah badai,
dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri",

tak sepertiku..
yang hanya menengadah ketika langit menangis,
yang hanya tertelungkup ketika dingin menjemput gelap.

Wednesday 14 July 2010

Sejenak Tersentak Sayap Jiwa Sang Sepi


pagi ini memang benar-benar sepi
hanya angin yang meringis menghembuskan nafas sendu
aku yang duduk terpaku
memangku sebuah butiran-butiran huruf sang ksatria

Kumendengar gemericik nyanyian keagungan yang menenangkan jiwa
Membentuk sebuah simponi alam dalam kegelapan
Seperti memainkan lagu sendu

Diantara kekosongan jiwaku


Dalam kegelapan langit ..

Kurindukan mentari dengan cahayanya yang cemerlang

Merasuk masuk kedalam jendela kaca

Mengirimkan simbol akan datangnya pagi

Menghentikan alur dari mimpi-mimpi manusia

Dalam dinginnya awan
Kuhentakan jemariku pada papan huruf kehidupan
Diiringi angin yang tertawa diantara hamparan

aku menyapa pada mentari yang bersembunyi menatap

bersama hembusan sang bayu

berhembus..
mematahkan ranting-ranting pilu
bermadah di kalbuku
kini, kuukir dengan pengharapan keindahan
menjadikan sebuah sosok yang teragungkan
dengan pahatan hidup ini

tuk menjaga keindahan itu.

Saturday 29 May 2010

Cahaya Kegelapan


Pijakan itu..
seakan menghilang dari jiwaku..
perlahan melepaskan diri dari waktuku..
sejenak ku tersendak asap ketenangan...
sejenak ku tersentak rasukan kepedihan..

gemuruh sang sepi,,
slalu memanggil namaku..
lihatlah...
betapa kelamnya sang awan,,
betapa indahnya kegelapan...

angin ketulusan,,
terbakar dinginnya bara keangkuhan..
aku terdiam..
menundukkan kepala,,
merasakan pasir kesedihan...

pagi,siang,sore,malam...
akankah tersenyum lagi pada hari-hariku??
akankah cahaya bulan itu kan berikan lagi aku kehidupan???
ataukah hanya berikan cahaya kegelapan??
KAU yang tahu...

Thursday 27 May 2010

tapi ini langkahku..


berbaring dengan keyboard di sampingku..
memaksaku membuka cakrawala dengan hentakan jari.diterangi gelap..
jiwaku memaki diriku sendiri.mencoba mengkaji makna tentangku..
sementara..
buiran terang benderang mulai surut..
dimakan sang fazar.terfikir di benakku tentang semua warna indah pelangi juga warna kelamnya langit malam.
entahlah,,
semua hal yang kulakukan hanya sebuah perealisasian dari rasa syukurku kepada-NYa.
seperti ini yang ku inginkan..
tenang,,
bisa menghirup nafas panjang..
memunculkan seutas kecerahan..
disaat semua orang bermimpi dalam tidurnya,ku bermimpi ketika terjaga.
menuai setitik imaji yang mengalir dalam sel-sel otak ini.
tentang semua bentuk kehidupan..
tentang semua arah kehidupan..
tentang semua masalah kehidupan..
tentang semua bualan kehidupan..
jika kau bilang ku hanya bualan..
terserah..
itu hakmu..
mungkin cahaya taman itu sedikit berkedip melihatku trus berjalan,,
tapi ini langkahku..
mungkin biasan sang mentari hanya tertawa melihatku melangkah..
tapi ini jalanku..
mungkin semua galaksi kan tersenyum ironis melihat jalanku..
tapi ini hidupku..
ku hanya trus berjalan dengan langkah hidupku..

Tuesday 25 May 2010

Kawalan dan kekangan...


Dalam memastikan perjalanan sesebuah perancangan itu menjadi reality, pasti ada kawalan yang sewajarnya di ambil bagi memastikan ianya berjalan lancar.Misalnya dalam memberikan perkhidmatan pengurusan yang terbaik, pihak pengurusan perlu memastikan keadaan persekitaran bangunan berada dalam keadaan yang selamat,selesa,menarik, bersih dan aman dari segala ancaman.Ini bagi menarik perhatian orang ramai untuk membeli belah dalam suasana yang selamat dan harmoni.Sekaligus memberikan keuntungan kepada pihak peniaga dalam memasarkan produk mereka.Selain itu,kebajikan pekerja juga perlu diberikan perhatian bagi menghasilkan perkhidmatan yang terbaik kepada pelanggan.Namun sunahtullah sebuah kehidupan akan ada kekangan-kekangan yang timbul dalam kita menjalani sebuah kehidupan. Bgitu juga bagi sesebuah organisasi dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.Daripada pemerhatian diri dan melalui pembacaan, aku mendapati bahawa faktor sikap dan cara berfikir seseorang memainkan peranan penting dalam menjayakan sesebuah matlamat yang hendak dicapai.Kerjasama dan sikap saling bantu membantu dari semua pihak yang terlibat amat penting dalam menghasilkan produktiviti yang terbaik bagi mencapai piawaian2 dan standard tertentu.Ini bagi mengelakkan sikap individualistik dan "PHD" (Baca : Perasaan Hasad Dengki ) yang mungkin akan timbul apabila kepentingan diri diutamakan atau perasan diri lebih bagus daripada orang lain terhasil brpunca dari hati yang kotor.

Monday 24 May 2010

Besok Jenazah Ibu Ainun Habibie Tiba di Tanah Air


24/05/2010 14:05
Jadwal kedatangan jenazah almarhumah Mantan Ibu Negara Ainun Habibie dimajukan satu hari. Sebelumnya jenazah dijadwalkan akan tiba di tanah air Rabu pagi, namun rencana dimajukan menjadi Selasa pagi. "Insya Allah akan tiba di Tanah Air besok," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, di Jakarta, Senin (24/5).

Lebih cepatnya kedatangan jenazah almarhum, karena cepatnya proses izin pesawat penjemput. "Kemarin ada kendala izin penerbangan, namun kendala tersebut sudah diatasi, sehingga rombongan bisa lebih cepat ke Jakarta," kata Marty.

Menurut Marty, Kementerian Luar Negeri Indonesia hanya mengurusi seputar proses perizinan jenazah dan rombongan, sedangkan mengenai upacara kenegaraan dan agenda keluarga menjadi tanggung jawab Sekretariat Negara.(AYB)

Negara ini tlah kehilangan sosok ibu yang slalu menuntun..
Selamat Jalan Ibu Ainun..
Semoga Kau diterima di sisinya..
Amin...

Jenazah Astronom Copernicus Dimakamkan Kembali





Jenazah astronom ternama abad ke 16 Nicolaus Copernicus dimakamkan kembali dalam upacara dihadiri ratusan orang di Katedral di kota Frombork, Polandia Utara. Copernicus peletak dasar pemahaman Tata Surya bahwa Planet Bumi mengelilingi Matahari.
Jenazah Nicolaus Copernicus dimakamkan kembali dalam upacara dihadiri ratusan orang di Katedral di kota Frombork, Polandia Utara, Ahad (23/5) waktu setempat. Dalam upacara penghormatan juru bicara Katedral mengatakan, "Peti jenazah berisi jenazah Copernicus diletakkan di bawah altar katedral."

Walaupun jenazah sang astronom tentunya sudah tidak utuh lagi, sang juru bicara menambahkan, namun berkat kemajuan teknologi para ahli berhasil melakukan analisis DNA dan mengidentifikasi jenazahnya selama dua tahun ini. "Sebuah batu nisan terbaik telah disiapkan di lokasi pemakaman baru bagi pahlawan nasional ini", katanya.

Seorang penduduk lokal mengatakan, "Copernicus merupakan kebanggaan masyarakat Polandia dan prosesi pemakamannya kembali memberikan pengaruh besar bagi Bangsa." Selain sebagai astronom Copernicus juga pernah menjadi Imam Katedral, kala itu berhasil mengubah pemikiran dasar tentang tata surya dengan teorinya bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari, dan bukan sebaliknya sebagaimana keyakinan masyarakat waktu itu.

Saturday 22 May 2010


langit... mengarak kelabu
lewat awan yang berlalu.
hujan... sampaikan pedih
yang terabaikan lirih.
aku... melukis hati..dengan warna sepi.

HUJAN, bagi sebagian orang adalah peristiwa alam yang ditunggu-tunggu. Airnya yang berlimpah, dinginnya yang menyejukkan, dan kesegarannya yang menyenangkan, membawa kita pada suasana yang benar-benar berbeda. Berbeda saat kita terasa panas dan merindukan kesejukkan yang menyegarkan.

hujan punya pesan yang tidak pernah kita perhatikan? Hujan selalu berpesan, apakah kita sudah mencintai alam seperti kita mencintai diri kita sendiri? Saat banjir dan macet, seringkali kita manyalahkan hujan itu sendiri, padahal jujur saja, apa yang salah dengan hujan? Kita yang membuat alam tidak seimbang lagi. Kita yang membuat alam "marah" dengan segala tetek bengek dalih pembangunan.

Sadarkah kita, alam sering menyentil kita dengan cara-cara yang sederhana. Tetesan air hujan, sebenarnya sapaan untuk kita tetap mencintai alam dengan wajar. Hujan bukanlah bencana yang membuat kita harus meradang dan mencaci. Hujan mengajarkan kita untuk mencintai alam.

Sebentar Merenung Untuk Sang Maestro


Dengan nama lengkap Gesang Martphartono, lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 1 Oktober 1917. Gesang dikenal sebagai “Maestro keroncong Indonesia” dengan lagu Bengawan Solo yang terkenal dan legendaris itu. Bukan saja lagu tersebut terkenal di dalam negeri Indonesia saja, di Jepang pun lagu Bengawan Solo sangat terkenal dan banyak digemari terutama oleh kalangan “sepuh” nya. Lagu Bengawan Solo diterjemahkan ke dalam setidaknya 13 bahasa dunia, termasuk diantaranya dalam terjemahan bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang.

Jepang memberikan penghargaan kepada Gesang pada tahun 1983, atas jasanya dalam perkembangan musik keroncong. Bentuk penghargaannya diwujudkan dalam bangunan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pemeliharaan Taman Gesang ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga di Jepang yang didirikan untuk Gesang.

Lagu-lagu ciptaan Gesang yang paling populer diantaranya adalah :

- Bengawan Solo
- Pamitan
- Caping Gunung
- Ojo Lamis
- Jembatan Merah
- Saputangan
- Si Piatu
- Roda Dunia
- Dunia Berdamai
- Tirtonadi
- Pemuda Dewasa
- Luntur
- Bumi Emas
- Tanah Airku
- Dongengan
- Sebelum Aku Mati

Adapun karya Gesang dalam bentuk Compact Disc masing-masing adalah Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949) dan Swasana Desa (1939).
20 Mei, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional Indonesia kita kehilangan seorang seniman, maestro Keroncong yang tiada duanya, Beliau adalah Bapak Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono. Gesang dilarikan ke rumah sakit akibat kesehatannya menurun pada Rabu (19/05/2010). Selanjutnya, Gesang harus dirawat di ruang ICU sejak Minggu (16/5) karena kesehatannya terus menurun. Rumah sakit membentuk sebuah tim untuk menangani kesehatan yang terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda. Hingga akhirnya beliau meninggal pada hari Kamis (20/05/2010) Pukul 18:10 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

Bengawan Solo, sebuah lagu keroncong karya Gesang yang amat sangat dikenal tak hanya di Indonesia, bahkan lagu ini telah diterjemahkan setidaknya ke dalam 13 bahasa, sungguh fenomenal.

Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, ketika Beliau berusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, beliau yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan. Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang, dan sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.

Selamat Jalan Gesang , Selamat Jalan Maestro Keroncong Indonesia . Jasamu tidak akan kami lupakan ---

Umurnya telah usai..
Tapi karyanya kan trus berlanjut di hati kita..